Dibalik 98 : Representasi Orang Cina

00:20 Semut Nakal 14 0 Comments

Ditulis oleh Maharani Buana Putri

Rasisme
Rasisme terjadi karena adanya kecemburuan, kesenjangan sosial, konflik, serta adanya gesekan antar masyarakat. Di Indonesia masih banyak kasus rasisme yang terjadi, Indonesia terdiri dari berbagai jenis kebudayaan, suku bangsa dan agama. Saling toleransi sangat di perlukan agar Indonesia menjadi negara yang damai dan aman, namun kita tidak dapat memungkiri masih banyak terdapat gesekan atar suku ras dan agama di Indonesia ini. Maish banyak perang suku yang terjadi masih ada pengucilan kaum minoritas, mengatur negara dengan berbagai keragaman bukan hal yang mudah diperlukan kerjasama dengan masyarakat agar tercipta sebuat ketertiban dan keteraturan jika kita mudah di adu domba negara Indonesia tidak akan bertahan lama. Keragaman merupakan harta yang dimiliki negara namun keragaman juga dapat menjadi faktor terbelahnya negara. Semakin berkembangnya tekhnologi pemikiran masyarakat juga dapat berkembang menjadi lebih modern dan menghargai perbedaan yang ada saling menghormati tidak ada minoritas ataupun mayoritas kita sama - sama warga negara Indonesia.
Cina pada masa orde baru
Pada masa pemerintahan orde baru orang – orang Cina memiliki batasan – batasan tertentu, mengeluarkan kebijakan penandaan khusus pada Kartu Tanda Penduduk, tidak bolehnya warga etnis Tionghoa menjadi pegawai negeri serta tentara, pelarangan warga etnis Tionghoa untuk memiliki tanah di pedesaan. Hal tersebut sangat disayangkan mengingat orang cina sudah lama berda di Indonesia bahkan sebelum masa penjajahan Belanda dan menjadi partner dagang Indonesia namun orang Cina tetep dianggap orang asing pada masa itu ada juga beberapa undang undang yang diskriminatif terhadap etnis Cina. Pada tahun 67, Soeharto mengeluarkan surat edaran ‘Kebijakan Pokok Penyelesaian Masalah Cina’ yang isinya menyatakan bahwa etnis Tionghoa WNA yang beritikad baik akan mendapat jaminan keamanan dan perlindungan atas kehidupan, kepemilikan, dan usahanya. Pada masa pemerintahan orde baru kata rasisme jarang sekali disebutkan bahkan tidak boleh diperbincangkan pemerintah sangat mengantisipasi hal tersebut untuk kepentingkan politik ekonomi pemerintahan. Pemerintah mengasimilasikan orang – orang etnis Cina dan melakukan berbagai hal untuk memutus hubungan mereka dengan leluhurnya. Proses asimilasi meliputi, aturan penggantian nama, melarang segala bentuk penerbitan degan bahasa serta aksara Cina, Membatasi kegiatan-kegiatan keagamaan hanya dalam keluarga, tidak mengizinkan pagelaran dalam perayaan hari raya tradisional Tionghoa di muka umum, melarang sekolah-sekolah Tionghoa dan menganjurkan anak-anak Tionghoa untuk masuk ke sekolah umum negeri atau swasta. Setelah pergantian pemerintah ke Gus Dur masyarakat etnis Cina dapat bernapas lega pasalnya Presiden Gus Dur membebaskan masyarakat etnis Cina untuk melakukan perayaan pada hari raya mereka. Pada masa pemerintah tersebut masyarakat pribumi dan etnis Cina dapat berbaur dengan baik dan melakukan perayaan agama mereka bersama - sama dan saling menghargai kebudayaan yang dimiliki.
Representasi orang cina Dibalik 98
 Dalam film Dibalik 98 tidak menceritakan secara khusus mengenai kejadian yang terjadi saat kerusuhan Mei 98, namun tentang konflik sebuah keluarga dimana terdapat 3 orang Bagus dan istrinya Salma serta adik Salma yang bernama Diana. Bagus dan Salma merupakan pegawai pemerintahan sedangkan Diana seorang mahasiswa yang menentang pemerintah pada masa itu. Dalam kerusuhan 98 terdapat banyak sekali korban tidak hanya dari pribumi namun juga dari etnis lain seperti Cina. Masyarakat pada waktu itu melakukan perusakan, penjarahan, pemerkosaan dan penganiayaan terhadap etnis Cina. Hal yang melatar belakangi hal tersebut juga belum diketahui betul kasus tersebut tidak diperkarakan lebih lanjut. Banyak orang Cina yang memilih pergi keluar negeri untuk menyelamatkan diri dan juga pergi karena mengalamu trauma. Bagaimana reprensentasi orang Cina dalam film Dibalik 98 ini digambarkan, orang – orang Cina tidak terlalu mengikuti demo yang dilakukan oleh Mahasiswa bahkan terkesan pasif. Daniel yang merupakan pacar Diana yang sangat menetang pemerintahpun tidak terlalu menyukai kerusuhan, ketika demo mulai terjadi kerusuhan Daniel memilih untuk meninggalkan demo tersebut. Daniel hanya ikut menyampaikan aspirasi dan semangat para mahasiswa yang menentang pemerintahan kala itu sedangkan orang – orang Cina pada umumnya hanya mengikuti perkembangan yang ada dan tidak ikut campur hanya sebagian orang Cina yang berani untuk menunjukan aspirasinya. Dalam melakuka demo Daniel juga berbaur dengan pribumi dan tidak ada perbedaan antara pribumi dan etnis Cina mereka bergabung untuk mendapatkan keadilan. Dalam cerita juga terdapat seorang etnis Cina yang bekerja sebagai kepala pegawai di dapur Istana, meskipun adanya pelarangan etnis Cina untuk bekerja sebagai pegawai negeri dan aparat negara dalam film ini ditampilkan bahwa etnis Cina dapat bekerja di Istana Negara dan mendapatan jabatan yang tinggi.
Rasisme masih sangat terasa pada masa pemerintahan orde baru orang – orang Cina dibatasi dengan undang – undang dan hanya dapat bediam diri dilingkungannya. Dalam film sekumpulan orang Cina hanya dapat diam ketika masyarakat pribumi menjarah dan menghancurkan toko dan kendaraan yang berada dijalan, dari raut wajah mereka terlihat takut dan khawatir apa yang akan terjadi pada mereka nantinya. Mereka hanya dapat melarikan diri dan bersembunyi dari masyarakat pribumi, ada scene dimana sebuah keluarga dikejar orang pribumi sang ayah dipukuli sedangkan anak – anak perempunanya ditarik entah apa yang akan dilakuakan kepada anak – anak yang tidak berdosa dan tidak tahu apa – apa tersebut. Masyarakat kala itu tidak memandang laki – laki, perempuan, tua, muda asalkan itu orang Cina mereka akan menyerangnya dan melakukan penganiayaan. Orang Cina disini digambarkan sebagai orang yang lemah tidak memiliki kekuatan tidak memiliki penyokong dibelakangnya bahkan Kedubes Cina hanya menolak memberikan bantuan karena mereka berkewarganegaraan Indonesia. Orang Cina tidak bisa melawan penyerangan yang dilakukan dan hanya menanti bantuan dari orang – orang yang masih memiliki hati nurani untuk menolong mereka. Dalam sebuah film jarang sekali orang Cina digambarkan sebagai orang jahat yang merendahkan pribumi malah mereka sendiri yang sering dikucilkan karena merupakan kaum minoritas yang tinggal di Indonesia. Meskipun dilakukan dengan begitu buruk dalam film ini ayah Daniel meminta ketika ia meninggal ia ingin abunya disebarkan di rumah lamanya di Indonesia karena bagaimanapun ia tetep mencintai kampung halamnya yaitu Indonesia. Bagaimanapun negara Indonesia memiliki semboyan bhineka tunggal ika yang artinya “walaupun berbeda – beda tetap satu jua” hal tersebut menjadikan kita harus saling toleransi terhada Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan bukan untuk saling menjatuhkan satu sama lain.

0 komentar: