Komedi Cerdas: Stand Up Comedy

19:16 Semut Nakal 14 0 Comments

Ditulis oleh Ridho Dwi Ristiyanto
Singkat Stand Up  Indonesia
            Komedi ini muncul dan populer pada abad ke-18 atau ke-19 di Eropa dan Amerika yang pada awalnya pertunjukan ini dipertunjukan di aula pertunjukan musik. Di Indonesia sendiri perkembangan stand up comedy dimulai oleh Taufik Savalas dalam acara Comedy Cafe dan Ramon Papana sebagai pemilik Comedy Cafe. Akan tetapi acara ini kurang mendapatkan respons positif dari masyarakat Indonesia saat itu. Tetapi Ramon Papana tidak terus berhenti, malah ia yang mencetuskan ide untuk merekam sejumlah penampilan stand up  comedy dalam open mic untuk di unggah di youtube dengan tujuan memberikan dampak yang positif untuk perkembangan stand up comedy di Indonesia.
            Saat itu respon masyarakat terhadap stand up comedy kurang mendapatkan respon yang positif, mungkin masyarakat saat itu cenderung lebih suka dengan tontonan yang menunjujukan komedi fisik atau slapstick ketimbang stand up comedy. Namun stand up  comedy yang sekarang sudah memiliki penontonya dan hadir ditengah masayarakat untuk memberi alternatif hiburan ditengah komedi – komedi yang kelihatannya hanya begitu – begitu saja.
            Semakin bertambahnya penikmat stand up comedy di Indonesia. Ini menjadi peluang yang tidak disia – siakan oleh stasiun televisi Kompas Tv untuk mengadakan ajang kompetisi stand up comedy pada tahun 2011 dengan nama program Stand Up Comedy Indonesia (SUCI). Program acara televisi ini dipelopori oleh Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dika untuk memperkenalkan program ini. Dengan munculnya SUCI menjadikan program acara ini sebagai program kompetisi stand up comedy yang pertama di Indonesia. Dan acara ini sudah memasuki musim ke- 6 di tahun 2016 yang tayang setiap hari jum’at pukul 20.00 WIB. Ini membuktikan bahwa stand up comedy di Indonesia telah memiliki penikmatnya.

Segmentasi Penonton Stand Up  Comedy
Penonton stand up comedy bisa menjangkau semua usia, tergantung bagaimana substansi yang dibicarakan saat ber-stand up . Karena dalam menentukan topik pembahasan dalam stand up , para komika (sebutan bagi pelaku stand up ) biasanya mengmbilnya dari pengalaman – pengalaman pribadi yang dialami selama ini. Penonton mungkin akan memiliki pemaknaan yang serupa dengan para komika dalam menyampaikan oleh komika dalam substansi yang dibicarakan saat ber-stand up . Ini dikarenakan latar belakang penonton dengan komika yang kasusnya bisa saja serupa tetapi pelakunya tak sama. 


 
Gambar 1. Gamayel Suci 6 di show 11


            Kalau dilihat dari rata – rata umur komika yang ada di SUCI 6 hanya Irvan yang berusia 40 tahun dibanding dengan komika lainnya yang umurnya berkisar 21 – 28 tahun. Disini jelas, jika sesuai dengan segmentasi penonoton ini berdasarkan substansi yang dibawakan para komika dari kegelisahan yang dialami. Salah satu contohnya Gamayel (polisi) yang setiap ber-stand up  di SUCI 6 materi yang dibawakannya sering sekali bahan –bahannya dari pengalamannya saat bekerja. Tidak hanya materi saja tapi dalam setiap penampilannya Gamayel menggunakan seragam polisi.
Penonton mungkin akan memiliki pemaknaan yang serupa dengan para komika dalam menyampaikan oleh komika dalam substansi yang dibicarakan saat ber-stand up . Ini dikarenakan latar belakang pengalaman dengan lingkungan yang kasusnya bisa saja serupa tetapi pelakunya tak sama. Dan jika dilhat dari rata-rata umur para komika dapat disumpulkan bahwa target penonton di SUCI 6 mayoritas adalah remaja.
                       
Mengenal  Stand Up Comedy
            Stand up comedy merupakan komedi dengan berdiri sendiri melakukan monolog yang  lucu. Para komika ini memberikan beragam humor, lelucon pendek dan kritik – kritik sindiran terhadap suatu hal yang sifatnya umum atau familiar. Contohnya Irvan (dosen) di show ke-10, iya berpendapat dalam stand-upnya bahwa “semua sesuai porsinya saja, kalau tujuannya untuk menghibur ya menghibur saja. Film misalnya jelas untuk hiburan, dalam film Batman vs Superman disitu Batman tugasnya gebukin penjahat bukan ngajar fisika. Tidak harus selalu memasukan unsur pendidikan”. Ini juga dapat menjadikan media baru untuk menyuarakan sesuatu atau menyampaikan sebuah pesan lewat guyonan/lawakan dalam ber-stand up .
Dalam menentukan bahan untuk bermonolog, para komika biasanya mendapatkannya dari hasil pengalaman dan pengamatan sekitar. Setelah bahan telah ada, para komika biasanya membuat script atau catatan – catatan kecil untuk mempermudah mereka dalam berkomedi.
            Dalam penciptaan humor para komika saat berstand-up tidak langsung dapat membuat penonton lucu dengan asal bermonolog. Stand up  merupakan perpaduan dua humor yaitu verbal dan nonverbal, walaupun demikian humor verbal yang lebih mendominasi. Penggunaan bahasa dalam penciptaan humor berbeda dengan penggunaan bahasa dalam komunikasi yang lain. Maka dari itu dalam menciptakan humor para komika membutuhkan teknik – teknik untuk ber-stand up .
Berikut adalah teknik dan tips dalam ber-stand up : (a) Pilih satu ide yang tidak biasa dari satu fenomena yang familiar. Sebuah kejadian mungkinsederhana, tapi menarik buat kita. (b) Tonjolkan bagian yang menarik dari ide sehari – hari yang kita dijadikan cerita. Meski materi diangkat dari fenomena biasa, tetap cari satu bagian yang menarik untuk ditonjolkan. (c) Berdayakan ekspresi secara makasimal. (d) Amati hadirin dan buat sudut pandang yang proposional ke semua arah. Perhatikan semua penonton, terutama di awal. Amati reaksi mereka sebagai tanda penerimaan terhadap kita. Selanjutnya jaga perhatian secara proposional, termasuk memperhatikan ke bagian kosong. (e) Bedakan ekspresi pada bagian yang biasa dengan bagian yang menjadi kejutan. Ini adalah bagian pengelolaan ekspresi yang lebih spesifik (di kutip dari sebuah penelitian oleh R Arifianto, 2014). Dan ada juga beberapa teknik lain yaitu set up dan punchline, rule of three, act out, impersonation, comparison, riffing, gimmick, dan heckler handling. Dengan adanya teknik dan tips semacam ini, seorang komika akan lebih dimudahkan dalam meningkatkan kualitas ber-stand up . Pandji saat mengkritik penampilan Irvan di show ke 11 bahwa “kualitas punchline nya mulai tipis dan leluconnya juga gak kena”. Ini. Karena teknik merupakan suatu bagian yang wajib dan harus komika pelajari.

Efek Stand Up Comedy  
            Stand up comedy merupakan komedi baru yang sedang digemari di Indonesia. Sebuah komedi yang di lakukan oleh 1 orang ini dan membicarakan keresahan pribadi, bersama, maupun kritik sosial dengan penyampaian yang lucu diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi alternatif sarana menghibur diri bagi audiensnya. Komedi ini juga merupakan komedi yang cerdas dikarenakan audiens harus ikut berpikir dalam menonton para komika saat ber-stand up  agar dapat masuk dalam ruang cerita yang komika berikan.


  

Gambar 2. Dana Suci 6 di show 12




            Dalam stand up comedy ini terjadi sebuah praktik hegemoni bahasa terhadap audiens oleh para komika. Komika akan selalu membuat apa yang dikatakan adalah sebuah kebenaran yang harus diakui oleh audiens dengan menggunakan bahasa yang indah dan alasan – alasan yang logis. Salah satu contoh dalam stand-upnya Dana di show 12 ia mengakatan bahwa “pelayanan KFC yang original jauh lebih baik dari KFC bajakan yang dipinggir jalan”, apakah karena di SUCI 6 ini sponsor utamanya adalah KFC. Disaat audiens percaya dengan apa yang dikatakan oleh komika, disitulah terjadi sebuah praktik hegemoni. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah audiens akan terbawa arus hegemoni atau berpikir lebih kritis dengan apa yang diberikan kepada audiens yang dianggap sebuah kebenaran.  

Sebagai komedi yang baru di Indonesia Stand up comedy menjadi komoditas media yang sangat menggiurkan. Di tahun 2016 saja hampir setiap stasiun televisi memasukan Stand up comedy kedalam konten programnya. Komodifikasi menurut Vincent Mosco adalah menjadikan segala sesuatu bernilai jual. Disini kemampuan komika dalam bermonolog dengan baik dan dapat membuat gelak tawa yang menjadi nilai jual bagi pemilik program. Kesuksesan sebuah program acara pencarian bakat Stand up comedy di SUCI 6 tak lepas dari para komika yang menjadi konten utama untuk tetap eksis. Terbukti dengan telah terselenggaranya program pencarian bakat ini sampai dengan musim yang ke-6 dan ditahun 2017 akan ada musim ke-7 nya.

Tentang Penulis
Ridho Dwi Ristiyanto 14148153


0 komentar: