Komodifikasi Audiens Atau Khalayak Dalam Sinetron Anak Jalanan
Dutulis oleh Ari Fatoni
Dalam dunia pertelevisian pastilah sudah tidak asing lagi mendengar yang namanya program acara sinetron. Sinetron itu sendiri merupakan penggabungan dan pemendekan dari kata sinema dan elektronika. Elektronika di sini tidak semata mengacu pada pita kaset yang proses perekamannya berdasar pada kaidah-kaidah elektronik. Elektronika dalam sinetron itu lebih mengacu pada mediumnya yaitu televisi atau visual, yang merupakan medium elektronik selain siaran radion. (Wardana, 1997 : 1)
Disetiap
stasiun televisi memiliki sinetron unggulan masing – masing untuk bersaing
antara stasiun televisi satu dengan stasiun televisi yang lain. Salah satunya
adalah sinetron Anak Jalanan yang tayang di RCTI disetiap harinya pukul 18.00
WIB. Sinetron tersebut mengisahkan tentang sekumpulan geng motor yang
beranggotakan anak remaja.
Sinetron
Anak Jalanan termasuk favorit bagi kalangan remaja, itu dikarenakan para pemain
sinetron Anak Jalanan ganteng – ganteng dan cantik – cantik. Contoh spesifiknya
adalah Stefann William yang berperan
sebagai aktor utama laki – laki yaitu BOY dan Natasha Wilona yang berperan
sebagai aktor utama perempuan sebagai REVA yang mampu memikat para anak remaja
untuk senantiasa setia menonton program acara sinetron Anak Jalanan
tersebut.
Dari
hal tersebut mulailah sebuah kerja sama antara pembuat sinetron dan para pengiklan.
Periklanan merupakan penyempurnaan dalam proses komodifikasi media secara
ekonomi. Jadi audiens komoditi penting untuk media massa dalam mendapatkan
iklan dan pemasukan. Media dapat
menciptakan khalayaknya seniri dengan membuat program semenarik mungkin
dan kemudian khalayak yang tertarik tersebut dikirim kepada para pengiklan.
(Mosco, 1996) Dan karena reputasi sinetron Anak Jalanan yang tinggi, masuklah
pengiklan dalam program acara sinetron Anak Jalanan tersebut.
Cara
penyampaian iklannya pun cukup spesifik, yang terjadi dalam sinetron Anak
Jalanan adalah memasukan iklan dalam sebuah frame
yang berbentuk masking reklame. Tidak hanya itu saja, ada cara
lain untuk menyampaikan sebuah iklan yakni dengan cara memasukan iklan kedalam
sebuah narasi. Seperti contohnya sinetron Anak Jalanan episode 670 – 671 pada
21 Oktober 2016 yang mana menyampaikan sebuah iklan dengan cara me-masking sebuah frame.
Dalam
episode tersebut pengiklan masuk dalam bentuk masking sebuah reklame,
sebuah reklame iklan Ice Cream Walls
yang berdiri dipinggir jalan dilalui oleh pemain senetron Anak Jalanan
tersebut.
Selain
itu, cara penyampaian yang lain adalah bentuk iklan masuk kedalam narasi cerita
yang mana sebagai contoh yang ada dalam episode 739-740 pada 6 Desember 2016.
Dalam episode tersebut salah satu pengiklan, yakni MY TEA mengiklankan
produknya masuk kedalam frame dan
bahkan masuk kedalam sebuah narasi cerita.
Bunyi
dari narasi tersebut adalah tapi thank
nih mon lu tau aja minuman selera gua. MY TEA nih, ini teh selera kita semua.
Ya iyalah makanya kita semua suka, segeer ya! Sebuah iklan yang biasanya
hanya masuk dalam sebuah frame, namun
dalam sinetron Anak Jalanan ini menyampaikannya tidak hanya dalam sebuah frame tetapi juga masuk kedalam sebuah
narasi ceritanya.
Tentang Penulis
Ari Fatoni 14148161
Tentang Penulis
Ari Fatoni 14148161
0 komentar: